Jakarta - Ketua DPP KNPI, Muliansyah Abdurrahman Ways (MAW), mengajak pemuda memanfaatkan bonus demografi sebagai upaya menata pikiran guna menyatukan Indonesia menjadi bangsa yang besar, berdaulat dan disegani dunia internasional.
"Bonus demografi adalah pemuda hari ini, bagian dari cara berfikir untuk menyatukan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang berdaulat dan bangsa yang disegani, " ungkap MAW kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/03/2022).
Menurutnya, para pemuda harus kembali menyatukan tekad bersama sebagai Pemuda Indonesia dengan menoleh sejarah pendirian Bangsa Indonesia.
Perpecahan di kalangan pemuda, kata dia, merupakan wujud dari sikap kepemilikan pemuda terhadap organisasi kepemudaan yang menaunginya. Semua itu akan bermuara menuju persatuan seluruh komponen pemuda Indonesia.
Staf Khusus Ketua Komite I DPD RI ini menyatakan keprihatinan menyikapi perpecahan di tubuh KNPI sehingga mengakibatkan organisasi tersebut memiliki dualisme kepemimpinan. Meski demikian, Wakil Ketua Komite KADIN Indonesia ini menyebut hal tersebut sebagai suatu kewajaran dalam proses demokrasi organisasi.
"Perpecahan pemuda itu adalah bagian dari rasa kepemilikan terhadap pemuda itu sendiri. Kita melihat perpecahan KNPI hari ini menjadi keprihatin bersama. Kita adalah pemuda Indonesia, kita harus belajar bagaimana pada masa-masa persatuan di jaman Soekarno dan Hatta, di jaman pendiri-pendiri bangsa ini. Agar pemuda indonesia yg menuju 100 tahun bangsa Indonesia, menuju Indonesia Emas di tahun 2045, menjadi masa keemasannya Republik Indonesia, " cetusnya.
Sebab itu, pria kelahiran Batulak Halmahera, 19 Desember 1987 ini menawarkan penyatuan pemuda melalui kongres bersama. Sehingga tidak ada lagi perpecahan dan dualisme kepemimpinan di organisasi KNPI.
"Saya mengajak pemuda dari Sabang sampai Merauke, mari kita menyatu, bersatu kongres bersama. Supaya cara pandang berpikiran dan tradisi kepemudaan kita itu sebagaimana tradisi yang dilakukan oleh para founding father kita. Ayo kita bersatu menuju Pemuda Indonesia Emas di tahun 2045, " ajak Dosen FISIP di Universitas Muhammadiyah Sorong sekaligus peneliti pada Indonesia Resources dan mahasiswa Doktor Politik pada Universitas Nasional (Unas) Jakarta.
Baca juga:
Poempida: Tidak Cukup Hanya Pintar
|
Pengusaha muda yang bergerak di bidang digitalisasi, konstruksi serta investasi kelapa kopra, pala dan cengkeh ini kembali mengingatkan bahwa perpecahan di kalangan pemuda hanya akan memberikan banyak kerugian bagi pemuda dan bangsa.
"Mari satukan niat mulia pemuda membangun Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan, " demikian Muliansyah Abdurrahman.
(***/AH)